Gunakankemasan pangan yang terbukti aman, seperti kertas dan karton yang terbuat dari serat alami, serta plastik dengan kode 2, 4, dan 5 guna mencegah adanya kontaminasi senyawa kimia berbahaya dari kemasan ke pangan yang kita konsumsi. DISCLAIMER: Semua isi artikel ini adalah hasil dari tulisan penulis dan sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kemasanmakanan dari rumput laut ini memiliki nilai aman bagi makanan dan lingkungan. Selain dapat terdegradasi di alam juga bisa menjadi pupuk organik bagi tanaman. Kalau Styrofoam, kata Arif, setelah dipakai tidak punya nilai ekonomis, hanya menjadi limbah yang mencemari lingkungan dengan waktu urai yang sangat lama," ujarnya. Bahanini juga digunakan sebagai kemasan sampo, conditioner, deterjen, pemutih pakaian, dan lain sebagainya. Kode ini biasanya disertai dengan huruf O atau OTHER yang berarti bahannya tidak terbuat dari 6 bahan yang sudah disebutkan di atas. Biasanya jenis plastik yang termasuk dalam kelompok ini adalah styrene acrylonitrile, acrylonitrile 3 Alat dan Bahan. Mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan secara lengkap. Apakah itu dengan cara membeli atau meminjam teman/tetangga. Bahan yang dibutuhkan antara lain : 1 kg daging sapi empuk, bumbu: 3 siung bawang putih, 6 siung bawang merah, 15 buah cabe hijau. Sumatera Barat memiliki berbagai kuliner yang sangat lezat. Terbuatdari minyak bumi dan biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Pada suhu di bawah 60 derajat celsius, plastik ini sangat resisten terhadap senyawa kimia. Daya proteksinya terhadap uap air tergolong baik. Namun, kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. TentangKami. Mulai beroperasi pada tahun 2020 di Solo Jawa Tengah, PT Dunpack Mitra Industri adalaha perusahan pembuat wadah / kemasan kosmetik terkemuka dan telah berkerjasama dengan berbagai perusahaan kosmetik di indonesia. Produk-produk kami terbuat dari berbagai bahan seperti akrilik, kaca dan plastik, yang digunakan oleh klien kami untuk tI9wD. - Plastik menjadi tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bagaimana tidak, bahan kemasan yang tersedia dalam berbagai bentuk tersebut kerap dijadikan pilihan untuk membawa atau membungkus makanan dan minuman. Sejarah panjang plastik dan kehidupan manusia sudah dimulai sejak dua abad yang lalu, atau jauh sebelum kebanyakan negara modern muncul di dunia. Menurut catatan Petrochemicals Europe, temuan pertama bahan petrokimia modern terjadi tahun 1835. Saat itu, Henri Victor Regnault, ahli kimia asal Prancis menjemur gas vinil klorida turunan minyak bumi dan menemukan produk polyvinyl chloride PVC yang kini menjadi bahan baku utama materi botol, pipa, hingga kabel. Temuan terpenting selanjutnya adalah bakelite, plastik 100 persen sintetis yang pertama, oleh ahli kimia Belgia Leo Hendrik Baekeland pada tahun 1907, mengutip dari laman American Chemical Society. Ini menandai revolusi plastik, karena sejak itu bahan pembungkus yang higienis, tahan lama, dan murah tersebut mulai diproduksi secara perlu diketahui, setiap kemasan plastik tidak dibuat dengan bahan yang sama. Beberapa di antara jenis plastik dapat digunakan berulang kali, tetapi ada pula yang dapat menimbulkan risiko kesehatan dan pencemaran Anda menemui produk plastik, di bagian bawahnya seringkali ada simbol segitiga berisi kode 1–7 yang menggambarkan jenis bahan baku yang digunakan dan penanda dapat didaur ulang. Kode ini penting untuk memahami karakter produk plastik dan kemampuan daur maksudnya? Seperti dinukil dari pedoman yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM, ketujuh kode tersebut adalah 1 Polyethylene Terephthalate PET atau PETE Polyethylene Terephthalate adalah nama kimia untuk polyester. Mengutip Alodokter, kemasan plastik dengan kode ini biasanya berwarna jernih atau bening, memiliki permukaan yang halus, dan tidak mudah rusak. Bahan PETE juga mampu menghalangi oksigen dan karbon dioksida yang keluar atau masuk ke dalam kemasan. Oleh karenanya bahan PETE umumnya dipakai untuk botol minuman, botol minyak goreng, selai, botol kecap, botol saus, dan gelas plastik. Dalam hal keamanan, botol plastik PETE diketahui aman digunakan asalkan penggunaannya terbatas satu kali saja. Penggunaan berulang dapat membahayakan kesehatan, sebab bahan PETE dapat larut ke cairan di dalamnya. Saat hal itu terjadi, maka bisa memicu munculnya racun DEHA yang dapat menyebabkan masalah hati, masalah reproduksi, gangguan hormon, dan pemicu studi yang dilakukan Sustainable Waste Indonesia SWI pada Maret-Agustus 2021, seperti dilaporkan Liputan 6, menunjukkan bahwa tingkat daur ulang PET merupakan yang tertinggi dibandingkan jenis plastik lainnya. Menurut studi itu, galon PET paling tinggi recycle rate-nya, mencapai 93 persen, disusul oleh botol PET 74 persen, dan cup 81 persen. 2 HDPE atau PEDH High-Density PolyethyleneHigh-density polyethylene adalah plastik tahan panas yang dihasilkan dari minyak bumi. Kode ini banyak ditemukan dalam botol air minum dan galon, serta beberapa produk lain seperti sampo, deterjen dan oli motor. Plastik dengan tipe ini memiliki ketahanan kimia yang baik dan bersifat lebih kaku. Akan tetapi, kemasan plastik menggunakan HDPE cenderung memiliki ketahanan yang buruk terhadap cuaca dan mudah terbakar. Sama seperti PET, plastik jenis ini idealnya dipakai sekali lalu didaur ulang. Sebuah artikel di Journal of Toxicology and Risk Assessment atau Jurnal Toksikologi dan Penilaian Risiko berjudul “Public and Environmental Health Effects of Plastic Wastes Disposal A Review” menyebut tidak adanya ftalat atau Bisphenol A BPA dalam HDPE. Artikel yang dipublikasikan pada 12 April 2019 ini juga menyatakan bahwa HDPE aman untuk makanan dan minuman sebab tidak ada laporan mengenai risiko kesehatan dari bahan demikian, artikel itu juga menyebut bahwa beberapa studi menunjukkan paparan sinar matahari yang lama dapat membuatnya berbahaya. 3 Polyvinyl Chloride PVC atau V PVC bisa diproduksi menjadi bahan yang kaku maupun fleksibel. Bentuk PVC yang kaku umumnya terdapat pada bahan bangunan dan kemasan non-makanan, sementara PVC yang bersifat fleksibel umumnya digunakan untuk pelapis kabel listrik dan plastik penampung sampah medis. Penggunaan PVC dilarang sebagai bahan baku kemasan untuk makanan dan minuman lantaran zatnya yang beracun. Di samping itu, zat aditif pada PVC dapat terlepas dan membuat manusia terpapar zat beracun, seperti timbal dan timah. Dalam artikel “Public and Environmental Health Effects of Plastic Wastes Disposal A Review” yang disebut di atas, disebut pula bahwa seluruh siklus hidup PVC-meliputi produksi, penggunaan dan pembuangan-mampu menyebabkan risiko lingkungan dan kesehatan masyarakat yang parah. Akan tetapi, karena efektivitas biaya dan keserbagunaan, PVC sangat populer dalam produksi barang konsumsi. PVC telah dilaporkan menyebabkan bronkitis kronis, cacat lahir, perubahan genetik, kanker, penyakit kulit, tuli, gagal penglihatan, bisul, disfungsi hati dan gangguan pencernaan. Infografik Advertorial Mengenal Plastik, Kode, & Ragamnya. 4 Low-Density Polyethylene LDPELDPE adalah jenis plastik yang diproduksi pada suhu tinggi. Jenis plastik ini banyak digunakan sebagai pembungkus makanan, lantaran sifatnya yang fleksibel namun kuat, menukil dari artikel berjudul "The Effect of Low Density Poly Ethylene LDPE Towards Plastic Oil" yang ditulis oleh Hariadi dkk dan dipublikasikan di Aceh International Journal of Science and Technology. Selain itu, LDPE juga jamak dipakai untuk kantong plastik belanja, kantong plastik sampah, tutup minuman, pelapis kertas karton susu, dan mainan di Jurnal Toksikologi dan Penilaian Risiko juga menyebut bahwa karena plastik jenis ini tidak ada komponen yang berbahaya terhadap tubuh manusia, penggunaannya dianggap aman untuk minuman dan menurut Hariadi dkk pada artikel yang sama, kendati LDPE berguna dalam kehidupan sehari-hari, peningkatan jumlah sampahnya menjadi masalah. Hal ini disebabkan sulit terurainya jenis plastik ini secara langsung oleh mikroorganisme di dalam tanah, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan berupa degradasi lahan. 5 Polypropylene PP PP tergolong dalam bahan plastik tahan lama dan tahan terhadap suhu tinggi. Jenis ini seringkali digunakan untuk cup yogurt, botol obat, botol kecap, botol sirup, dan sedotan. Seperti dinukil dari situs informasi kesehatan WebMD, toksisitas jenis plastik ini lebih rendah karena tidak mengandung BPA. Penggunaan polypropylene juga dianggap lebih baik dari plastik yang mengandung BPA. Masih dari yang sumber yang sama, plastik jenis ini juga bisa saja menggunakan Phthalates, yakni bahan kimia yang digunakan untuk melunakkan plastik sehingga membuatnya lebih fleksibel. Ftalat dan BPA dapat berbahaya karena dapat menyebabkan kanker, asma, ketidakseimbangan hormonal, dan masalah reproduksi. Keterpaparan ftalat ini salah satunya bisa lewat makanan yang tertelan, yang sebelumnya telah disimpan dalam plastik. 6 Polystyrene PS Plastik berkode nomor 6 ini digunakan untuk membuat styrofoam yang biasa dijumpai dalam kemasan makanan. Namun, polystyrene dapat mengeluarkan styrene yang mungkin merupakan karsinogen bagi manusia. Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit CDC Amerika Serikat, styrene dapat bermigrasi ke dalam makanan dari kemasan yang terbuat dari polystyrene. Styrene sendiri adalah bahan kimia yang digunakan untuk membuat lateks, karet sintetis, dan resin polistiren. Resin ini memang digunakan untuk membuat kemasan plastik, gelas dan wadah sekali pakai, isolasi, dan produk lainnya. Styrene ini juga diketahui sering terdeteksi di udara perkotaan. Hal ini dapat ditemukan di dalam ruangan sebagai akibat dari pengoperasian fotokopi, printer laser, dan dari asap rokok. Meski efek kesehatan manusia dari paparan styrene dalam tingkat yang rendah tidak diketahui, CDC mengungkap bahwa pekerja yang terpapar styrene dalam jumlah besar dapat mengalami iritasi pada mata dan saluran itu, paparan jangka panjang dalam jumlah besar disebut CDC telah menyebabkan cedera pada sistem saraf pekerja-pekerja yang menggunakan styrene. 7 Other Dilansir Healthline, botol dengan kode daur ulang 7 seringkali terbuat dari plastik polikarbonat atau resin epoksi yang mengandung BPA atau bisphenol A. Beberapa botol dan galon air minum, masih menurut laporan tersebut, memakai bahan sendiri dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk infertilitas pada pria dan wanita, kanker payudara, kanker prostat, dan pubertas dini. Dengan demikian menggunakan botol dengan kode ini sebaiknya hati-hati dan tidak pernah memanaskan atau menggunakannya dengan makin masifnya penggunaan plastik, produk-produk kemasan tersebut tidak jarang ditemukan berserakan di dengan sampah plastik sendiri, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional SIPSN, jumlah timbunan sampah secara nasional dari 229 kabupaten/kota mencapai 28,7 juta ton pada 2021. Dari keseluruhannya, sekira 17,3 persen merupakan jenis sampah plastik. Bahkan pada tahun 2020, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI menaksir adanya peningkatan sampah plastik di wilayah Jabodetabek selama Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB. Hal itu disebut LIPI selaras dengan meningkatnya persentase belanja daring dan penggunaan layanan pesan antar delivery. Menurut Rafika Aprilianti, Peneliti Ecological Observation and Wetlands Conservation ECOTON, plastik akan menyebabkan timbunan sampah liar di lingkungan jika tidak ada upaya daur ulang dalam skala bercerita lebih lanjut bahwa sampah plastik di Indonesia khususnya di sungai banyak didominasi oleh kemasan-kemasan sachet, baik dari makanan, bumbu dapur, atau minuman. “Kebanyakan sachet sih kalo di timbunan sampah liar, di sungai khususnya. Nomor 1 botol kemasan, terus kemasan minuman. Terus ada gelas cup-cup, itu juga banyak. Kemudian kantong-kantong kresek,” katanya saat dihubungi Tirto, Kamis 18/6/2022.Jadi, pastikan Anda menggunakan plastik dengan bahan yang aman bagi kesehatan dan bisa didaur ulang. - Kesehatan Penulis Fina Nailur RohmahEditor Farida Susanty Home Ragam Sabtu, 16 Oktober 2021 - 0123 WIBloading... Kemasan eco friendly saat ini pun sudah memiliki desain yang sangat menarik, sehingga bisa menggeser keberadaan plastik. / Foto ist A A A JAKARTA - Demi menjaga kelestarian lingkungan, kini saat bagi masyarakat dan pemilik usaha untuk meninggalkan kemasan plastik . Sebagaimana diketahui, plastik akan menjadi sampah yang sulit terurai bahkan masih akan ada sampai ratusan bahkan ribuan tahun. Limbah plastik disebutkan dapat memakan waktu hingga tahun untuk terurai. Namun kantong plastik bisa membutuhkan tahun untuk terurai. Hanya sebanyak 14% persen kemasan plastik saja yang didaur LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyebutkan, sebesar 8,3 ton plastik mengalir ke Teluk Jakarta dan menjadikan Indonesia sebagai penyumbang polusi plastik juga 5 Polwan Cantik, Nomor 4 Bikin Langsung Jatuh Cinta Para pebisnis pun bisa mendukung pengurangan limbah plastik dan menjaga lingkungan dengan beralih dari kemasan plastik ke kemasan yang eco friendly. Bahkan banyak nilai lebih yang didapatkan masyarakat maupun pebisnis ketika menggunakan kemasan eco eco friendly saat ini pun sudah memiliki desain yang sangat menarik, sehingga bisa menggeser keberadaan plastik. misalnya, kemasan ramah lingkungan yang terbuat dari bahan-bahan daur ulang. Selain mudah terurai, bahan dasarnya juga terbuat dari kertas daur ulang yang tak terpakai." membuat box atau kardus dari recycled material. Dari bahan daur ulang kertas jadi tidak berbahan plastik," ujar founder Dino Johari dalam keterangan persnya, Jumat 15/10/2021. memproduksi kemasan dari mulai proses daur ulang hingga menjadi box siap pakai di pabrik sendiri. Meski terbuat dari bahan daur ulang, kualitas kemasan ini sangat premium dan dengan namanya, menerima pembuatan box sesuai dengan permintaan customer serta dari berbagai produk. Mulai dari produk fashion, kopi, kosmetik dan skincare, sepatu bahkan sampai box furniture karena meski terbuat dari bahan daur ulang, kemasan tetap juga Usai 6 Tahun Berkarier, DJ Cantik Adinda Marsya Akhirnya Rilis Debut Single "Contoh-contohnya bisa dilihat di akun Instagram Di sana terdapat contoh-contoh box kustom yang menarik dari bentuk, ukuran, desain hingga warna," ujar Dino Johari. nug kemasan produk sampah kemasan eco friendly Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 12 menit yang lalu 21 menit yang lalu 28 menit yang lalu 49 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu Sebuah produk membutuhkan kemasan agar kualitasnya terjaga sampai ke tangan konsumen. Kemasan juga bisa menambah nilai jual karena membuat produk lebih representatif. Seperti yang ditulis Dybka-Stepien, dk. dalam risetnya, idealnya kemasan harus memenuhi beberapa indikator, yaitu ketersediaan bahan baku, mudah dibuang atau didaur ulang, murah, dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Mirisnya kebanyakan pebisnis berhenti sampai indikator ketiga saja. Kemasan biasanya terbuat dari plastik karena sejumlah fiturnya yang superior dibanding material lain. Fitur tersebut antara lain jumlahnya yang melimpah di dunia, mudah dibentuk, harganya murah, ringan, tahan air, dan transparan. Namun, plastik yang sering dipakai dalam dunia bisnis adalah plastik sekali pakai atau disposable. Kemasan disposable adalah istilah yang dipakai untuk menjuluki kemasan produk sekali pakai. Sebenarnya, tidak hanya plastik. Ada beberapa material lain yang bisa kamu jadikan alternatif bila ingin berkontribusi untuj kebaikan lingkungan. Berikut beberapa jenis kemasan produk disposable beserta plus minus-nya. Baca Juga 9 Ide Kemasan yang Ramah Lingkungan untuk Produkmu Mengapa Kemasan Disposable Populer? Foto beragam kemasan plastik. Sumber Kemasan disposable adalah kemasan sekali pakai yang banyak dipilih oleh pebisnis. Ini karena harganya jauh lebih murah, ringan, dan mudah dibuang. Kemasan macam ini ideal terutama untuk produk-produk makanan take away, makanan dan minuman ringan, berbagai produk personal care, perangkat keras, dan lain sebagainya. Dengan kemasan sekali pakai ini, konsumen tak perlu mengembalikan wadah dan bisa membawa makanan sejauh apapun mereka butuhkan. Semakin pesatnya mobilitas manusia, kemasan disposable pun ikut naik daun. Keberadaannya memungkinkan konsumen menikmati produk dalam waktu lama di manapun mereka berada. Singkatnya, kemasan disposable adalah sebuah inovasi yang menguntungkan produsen dan konsumen sekaligus. 1. Plastik Foto kemasan botol plastik. Sumber Namun, kemasan disposable adalah masalah serius bagi lingkungan. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kebanyakan kemasan sekali pakai yang dipakai pebisnis terbuat dari bahan paling murah dan ringan macam plastik. Ia juga kedap udara dan tahan air sehingga bisa memfasilitasi berbagai produk mulai dari makanan, minuman, barang elektronik, hingga kosmetik. Plastik konvensional sendiri terbuat dari bahan-bahan mentah tak terbarukan seperti gas alam dan minyak bumi yang kemudian diolah menjadi polimer atau biji plastik. Plastik adalah bahan yang cukup tahan banting, sehingga sebenarnya bisa didaur ulang. Namun, jumlah sampah plastik dari kemasan disposable yang melimpah dan tidak terkontrol membuatnya berserakan di berbagai tempat. Bahkan sudah merambah puncak gunung hingga dasar laut. Baca Juga Manfaat Desain Kemasan yang Menarik Beserta Tips Membuatnya 2. Bioplastik Foto kantong plastik. Sumber Sebagai alternatif, orang mulai mencari solusi dari kemasan disposable yang tidak ramah lingkungan tersebut. Munculah istilah bioplastik. Masih merujuk Dybka-Stepien, dkk, bioplastik bisa diartikan dalam dua konteks. Pertama, definisi dari Uni Eropa yang merujuk pada kemasan disposable dari bahan-bahan terbarukan seperti mikroorganisme dan biomassa. Contoh dari bioplastik ini adalah polylactic acid PLA, biasanya terbuat dari serat tanaman yang memiliki pati macam singkong. Atau polyhydro alkanoates PHA yang disusun dari berbagai mikroorganisme yang tumbuh setelah proses fermentasi. Keduanya mudah terurai alami di alam dalam waktu cepat. Tidak seperti plastik biasa yang baru bisa terurai setelah ratusan tahun, itu pun berubah menjadi mikroplastik yang bisa masuk ke air dan aliran darah makhluk hidup. Definisi kedua dari bioplastik adalah plastik yang memiliki tingkat biodegradabilitas yang lebih tinggi. Bioplastik jenis ini tidak selalu dibuat dari bahan organik, tetapi lebih mudah terurai. Contoh paling umum adalah kantong plastik yang kita dapat dari swalayan. Biasanya mereka menuliskan label biodegradable karena plastik konvensional mereka sudah diberi zat tambahan yang mampu mempercepat penguraiannya di alam. 3. Kertas Foto kantong kertas. Sumber Kertas sebagai alternatif kemasan disposable adalah sebuah paradoks. Dulu sebelum plastik ditemukan dan diproduksi massal, pebisnis menggunakan kertas sebagai kemasan produk. Jadi, tren penggunaannya di masa sekarang lebih tepat disebut sebagai kebangkitan ketimbang inovasi. Namun, kemasan kertas umumnya dipasang dengan harga lebih tinggi dibanding plastik. Ada beberapa alasan yang membuat hal ini terjadi, seperti bahan baku yang lebih susah dan proses pengolahan yang lebih sulit. Ini yang kemudian menjelaskan mengapa penggunaan kemasan kertas tidak serta merta menggantikan dan mengurangi keberadaan kemasan plastik. Studi yang dilakukan Oloyede dan Lignou di Prancis dan Polandia misalnya menunjukkan bahwa tidak semua konsumen rela membeli produk dengan harga lebih mahal karena kemasannya dianggap lebih ramah lingkungan. Hanya orang-orang yang memiliki concern terhadap lingkungan yang bersedia merogoh kocek lebih dalam untuk kemasan kertas. Baca Juga Tips Berbisnis dan Cara Packing Buku untuk Dikirim 4. Kaleng Aluminium Foto kaleng aluminium. Sumber Kaleng aluminium juga dianggap salah satu kemasan disposable yang ramah lingkungan. Asumsi ini didasarkan pada fakta bahwa aluminium bisa didaur ulang dengan mudah tanpa menurunkan kualitasnya. Beda dengan plastik yang setelah melalui proses daur ulang akan kehilangan kualitas. Kaleng sebagai kemasan disposable adalah salah satu cara mengurangi ketergantungan pada plastik dan minyak bumi secara umum. Ia juga memiliki fitur-fitur superior plastik guna mewadahi produk dengan tekstur cair dan koloid. Namun, lagi-lagi kaleng memiliki harga yang cukup mahal dibandingkan dengan pesaingnya yang membuat pebisnis mungkin harus berpikir ulang untuk memakainya. 5. Gelas Foto gelas kaca. Sumber Terbuat dari bahan-bahan alam dan mudah didaur ulang atau dipakai kembali membuat gelas menjadi salah satu kemasan yang baik untuk lingkungan. Gelas bisa dibuang atau dipakai kembali oleh konsumen tanpa memberikan efek yang berbahaya pada lingkungan karena ia akan mudah terurai dengan sendirinya. Gelas juga mulai banyak dipakai oleh pebisnis yang mengusung konsep less waste dan ramah lingkungan. Biasanya mereka mendorong konsumen untuk menukarkan kemasan beling mereka ke outlet atau membeli produk dengan wadah yang sama secara berulang. Namun, gelas terjegal harga yang mahal karena bahan baku yang lebih susah didapat serta proses pembuatan yang lebih kompleks. Produk dengan kemasan gelas akan dibanderol dengan harga lebih tinggi dibanding yang dikemas dengan botol atau wadah plastik. Baca Juga 7 Cara Mengemas Paket Agar Tetap Aman 6. Plastik Pakai Ulang Foto tas plastik pakai ulang. Sumber Plastik sebagai kemasan disposable adalah rekan pebisnis, tetapi masalah untuk keberlangsungan ekosistem. Namun, keberadaannya memang belum bisa tergantikan. Terutama untuk alasan-alasan ekonomi. Untuk itulah, beberapa produsen kemudian menemukan beberapa inovasi seperti plastik pakai ulang. Biasanya ia digunakan oleh produsen produk-produk perawatan diri seperti sampo, sabun, dan kosmetik. Beberapa produsen menerima plastik sisa kemasan produk untuk dikembalikan ke toko guna didaur ulang. Hal ini justru mendorong konsumen untuk memakai ulang kemasannya dengan memproduksi varian produk isi ulang. Hal ini memang tidak serta merta mengurangi keberadaan plastik di bumi, tetapi cukup berkontribusi memperpanjang masa pakai kemasan plastik disposable. Kemasan disposable adalah cara paling populer dan efisien untuk mengemas sebuah produk. Namun, ia bukan satu-satunya teknik mengemas yang harus kamu ikuti sebagai pebisnis. Bila memungkinkan mencoba untuk menawarkan kemasan pakai ulang pun bisa dipertimbangkan. Tetap sesuaikan dengan budget dan target pasarmu tentunya. Kemasan produk berdasarkan fungsinya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu kemasan primer, sekunder, dan tersier. Sesuai dengan namanya, kemasan primer adalah kemasan utama dari sebuah produk. Kemasan produk sendiri menjadi salah satu strategi jualan online yang tidak boleh dilupakan. Pasalnya, kemasan yang menarik akan memikat perhatian calon konsumen baru. Jadi, ketika nanti dipasang di website GoStore, hasil foto produk akan terlihat stand out. Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai manfaat dan contoh kemasan utama! Apa itu Kemasan Primer? Kemasan primer adalah packaging atau tempat yang langsung bersinggungan dengan produk. Kemasan ini harus mampu menjaga dan melindungi stabilitas produk. Maka, biasanya kemasan utama terbuat dari bahan yang tahan air dan udara. Hal ini nantinya akan menjaga mutu produk supaya dapat terjaga dengan baik, khususnya pada produk makanan. Dengan kemasan ini, produk mungkin dijual dalam bentuk eceran. Misalnya seperti kemasan kopi bubuk, mie instan, sabun cair, botol sampo, dan sebagainya. Pada kemasan primer biasanya juga ditampilkan informasi lengkap terkait produk di dalamnya, seperti komposisi, tanggal kedaluwarsa, cara penggunaan, efek samping, cara simpan, dan sebagainya. Baca juga Packaging Adalah Pengertian, Jenis, dan Contoh Desainnya Jenis Kemasan Lainnya Selain kemasan primer, ada juga yang disebut dengan packaging sekunder dan packaging tersier. Seperti apa perbedaannya? Simak penjelasan berikut ini! 1. Kemasan sekunder Kemasan sekunder berbeda dengan kemasan utama, sebab tidak langsung berhubungan dengan produk itu sendiri. Packaging sekunder atau yang sering disebut sebagai secondary packaging adalah packaging yang langsung bersinggungan dengan kemasan primer. Packaging ini dibuat sebagai tambahan pelindung untuk menjaga kemasan primer sekaligus produknya, serta memudahkan pemindahan beberapa produk serupa. Packaging sekunder sendiri jauh lebih rentan dibandingkan dengan packaging utama. Kemasan jenis ini biasanya tidak berpengaruh pada mutu produk karena tidak bersentuhan secara langsung. Contoh dari kemasan sekunder seperti kardus mi instan, packaging odol, karton obat-obatan dan sirup, serta lainnya yang bertujuan melindungi produk dan packaging utama secara lebih maksimal. Baca juga Kemasan yang Ramah Lingkungan serta Contohnya, Ada Apa Saja? 2. Kemasan tersier Terakhir adalah kemasan tersier yang berperan penting dalam pengiriman beberapa produk. Biasanya, para produsen yang ingin mengirim produk ke penjual ritel akan membutuhkan kemasan jenis ini. Kemasan tersier juga berfungsi penting untuk menjaga keamanan produk saat diangkut dalam jumlah besar dan perjalanan yang jauh. Kemasan tersier akan melindungi packaging sekunder, packaging utama, dan produk itu sendiri. Agar lebih aman, kemasan tersier biasanya terbuat dari bahan kayu, kardus, hingga kontainer. Tentu, pemilihan bahan disesuaikan dengan produk yang dipasarkan dan seberapa jauh pengiriman yang akan dilakukan. Contoh kemasan tersier adalah kontainer dan peti kemas. Mengapa Packaging Primer Penting? Kemasan primer tidak hanya berfungsi sebagai wadah dari produk yang dikemas. Kemasan primer berperan penting dalam menjaga produk tetap terlindungi dan terjaga bersih bebas dari kotoran maupun kontaminasi zat lainnya. Tidak hanya itu, packaging utama juga akan meningkatkan daya tahan produk karena dapat menghindarkan dari kerusakan fisik akibat perubahan cuaca. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, kemasan primer dapat menampilkan informasi produk yang bisa menentukan keputusan pembelian seorang konsumen. Informasi yang ada bisa berupa bahan baku atau komposisi, berat produk, tanggal kedaluwarsa, dan sebagainya. Baca juga Membuat Kemasan Produk Menarik dan Menjual Contoh Kemasan Primer Sebagaimana yang sudah diketahui bahwa packaging utama adalah tempat yang langsung berhubungan dengan produk, tentu terdapat banyak sekali contoh dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dari kemasan utama di antaranya plastik, botol gelas, kaleng, karton untuk produk minuman dan makanan, serta masih banyak lagi. Kemasan primer adalah tempat atau wadah yang secara langsung bersinggungan dengan produk. Selain kemasan produk, hal yang bisa Anda lakukan dalam membangun atau memgembangkan bisnis adalah memperbanyak target pasar, salah satunya dengan membuat website jualan online. Untuk Anda yang ingin mencoba membuat website dengan mudah, bisa melalui platform GoStore. Dijamin mudah dan cepat. Tunggu apa lagi? Yuk, segara buat website toko online Anda di GoStore dan nikmati berbagai promo menariknya sekarang juga!

kemasan di samping terbuat dari bahan